Minggu, 13 Mei 2012

Contoh Produk Kultur Jaringan


Contoh Produk Kultur Jaringan
Salah satu contohnya yaitu kultur jaringan tanaman pisang. Tumbuhan pisang dapat dengan mudah dikulturkan dengan cara :
  • Kultur kalus
Kultur tunas → lebih mudah propagasi
  • Kelebihan :
o   Bebas patogen tertentu kecuali penyakit virus : BBTV dan mosaik
o   Relatif seragam
  • Kelemahan :
    Kurang tahan penyakit karena terbiasa diperlakukan penuh nutrisi.

  • Eksplan
Syarat-syarat eksplan yang baik:
o    Berasal dari induk yang sehat dan subur.
o    Berasal dari induk yang diketahui jenisnya
o    Tempat tumbuh pada lingkungan yang baik.
o    Ukuran tunas optimal sekitar 5 cm tingginya (biasanya ukuran tunas yang bisa dipakai sebagai eksplan adalah tunas yang berukuran antara 5 – 10 cm), bukan tunas yang baru tumbuh atau yang sudah kelewat besar.
o    Untuk pisang kapok sering tunas perlu digali lebih dalam dari dalam tanah.
o    Untuk pisang jenis lain baiknya tunas yang kelihatan dari tanah
o    Tunas langsung diproses sesegar mungkin dan bila terpaksa jangan dimasukkan ke dalam kulkas.
o    Contoh eksplan pisang

  • Sterilisasi eksplan
Tunas hidup di atas tanah sering banyak tanah yang melekat perlu dibersihkan hal ini karena pada eksplan tunas pisang mengandung bakteri internal seperti Pseudomonas dan Erwinia. .
  • Tahapan sterilisasi eksplan :
o    Tunas dibersihkan dari sisik dan kulit luar satu lapis.
o    Tunas dicuci dan disikat dengan sabun sampai bersih kemudian ditiriskan.
o    Tunas diperkecil dengan dikupas seludangnya sampai berbentuk seperti kerucut di atas kubus ukuran 2 x 2 cm persegi.
o    Tunas dimasukkan ke dalam gelas piala bersih dan disterilisasi dengan kloroks 0,5 % selama 5 menit.
o    Bila perlu sterilisasi dapat juga dilakukan dengan sublimat 0,1 % selama 2 menit kemudian dicuci dengan air steril.
o    Pekerjaan no 1 sampai dengan no 5 dapat dilakukan di ruang terbuka.
o    Tunas diperkecil lagi setengahnya di dalam laminar air flow. Dan langsung disterilisasi dalam 0,5 % kloroks yang mengandung 0,5 / liter vitamin C selama 5 menit.
o    Selain cara di atas ada cara yang lain lagi dimana langkah pertama dan kedua sama seperti di atas.
o    Kemudian setelah tunas dibersihkan dari sisik dan kulit luar satu lapis, kemudian tunas direndam dalam larutan formalin 30 % ( setara dengan 10 % formaldehid ) selama 10 menit.
o    Setelah itu pelepah paling luar dibuang lagi satu lapis lalu tunas direndam lagi dalam larutan agrimycin 5 gram/ liter selama 12 jam.
o    Setelah 12 jam perendaman, tunas dicuci untuk menghilangkan sisa-sisa bakterisida. Setelah itu lalu dimasukkan dalam larutan kloroks / bayclin 50 % dan dibiarkan selama 15 menit.
o    Kemudian setelah itu dimasukkan ke dalam laminar air flow cabinet, pelepah tunas dibuka lagi sebanyak 1 – 2 lapis dan kemudian direndam ke dalam larutan kloroks 20 % selama 10 menit.
o    Setelah dibilas dengan air steril, tunas direndam ke dalam larutan betadine 20 % selama 10 menit. Ukuran terakhir tunas +/- 1 – 2 cm.
o    Sterilisasi eksplan di dalam laminar air flow
o    Kemudian setelah proses sterilisasi eksplan selesai dilakukan eksplan ditiriskan di atas cawan petri beralaskan kertas saring steril. Eksplan siap di tanam dalam medium.
o    Eksplan yang siap ditanam


  • Medium kultur jaringan pisang
Medium kultur jaringan pisang pada dasarnya adalah medium MS dengan modifikasi vitamin dan hormon. Unsur makro dan mikro sama, dengan sedikit perbedaan yaitu sukrosa 30 gram diganti dengan D-glukosa atau dektrosa ( teknis atau p.a. ). Menurut pengalaman penggantian ini menyebabkan pertumbuhan lebih cepat.
o    Vitamin
o    Biotin                               : 0,05 ppm
o    Myo inositol                     : 1 ppm
o    Thiamin                            : 0,4 ppm
o    Piridoksin                         : 4 ppm
o    Ascorbic acid                   : 5 – 50 ppm
o    Dextrosa                           : 30 gram

  • Medium :
o    P1 : ½ MS + Vitamin + 5 – 7 ppm BA + 100 ml air kelapa
o    P2 : MS + Vitamin + 5 – 7 ppm BA + 100 ml air kelapa
o    P3 : MS + Vitamin + 2 ppm IBA / IAA + 0,1 kinetin + 100 ml air kelapa
  • Keterangan :
o    P1 : medium inisiasi tunas
o    P2 : medium perbanyakan tunas
o    P3 : medium perakaran
Untuk tiap jenis pisang susunan medium dapat diubah sesuai kebutuhan.
Pisang yang pertumbuhannya subur seperti Kapok memerlukan BA yang lebih banyak, dan auksin yang lebih rendah.
Tahapan penanaman :
  • Inisiasi Tunas
o    Tunas yang sudah siap tanam dimasukkan ke dalam medium P1 (medium inisiasi tunas)
o    Eksplan dalam medium inisiasi tunas
o    Inkubasikan selama 2 minggu sampai terlihat warna kehijauan di eksplannya.
o    Kupas lagi eksplannya dengan cara aseptis sampai berukuran ½ nya. Tanam kembali sampai terlihat hijau lagi dan itu artinya eksplan hidup.
o    Eksplan berubah warna menjadi kehijauan.
o    Belah eksplan menjadi dua bagian dan kemudian diletakkan titik tumbuhnya menempel pada medium. Tunggu sampai muncul tunas kecil dan berwarna putih seukuran 2 – 3 mm.
o    Sebagai catatan proses terjadinya multiplikasi tunas yang pertama biasanya terjadi antara minggu ke 8 – 12. Dan setelah terjadi multiplikasi tunas ini baru bisa dilakukan subkultur.
  • Perbanyakan tunas
o    Tunas yang tumbuh dipotong dan dipindahkan ( disubkultur ) ke medium P1 ( medium inisiasi tunas ) lagi dengan hati-hati, jangan sampai rusak.
o    Tunas yang sudah tumbuh banyak harus sering dipecah dan dipindahkan ( disubkultur ) ke medium P1 ( medium inisiasi tunas ) lagi.
o    Tunas yang cukup besar, besarnya seragam dan mulai mengalami differensiasi organ lain yaitu daun dipindahkan ( disubkulturkan ) ke P2 ( medium perbanyakan tunas ), satu atau dua kali sesuai kebutuhan. Tunas kecil dipindahkan ( disubkultur ) ke medium P1 lagi.
  • Perakaran
Tanaman kecil ( planlet ) dalam P2 ( medium perbanyakan tunas ) dipilih yang seragam kemudian dipindahkan ( disubkultur ) medium P3 ( medium perakaran ) untuk bisa melakukan proses perakaran. Bila planlet sudah berdaun 4 – 5 helai daun berarti sudah siap keluar untuk dilakukan aklimatisasi.
  • Catatan :
Dalam proses subkultur pada medium yang sama dapat dilakukan sampai 6 kali subkultur, baru kemudian bisa dipindahkan untuk diakarkan pada medium P3 ( medium perakaraan ). Dan seluruh proses subkultur dari awal sampai akhir ada baiknya jangan sampai melebihi 10 kali subkultur karena akan mengurangi kualitas planlet yang dihasilkan.

3 komentar:

Silahkan tulis komentar anda untuk memberi saran dan masukan bagi saya. Terima Kasih.